Hadirkan Ustaz Das'ad Latif di Basel, Gubernur Ingatkan Masyarakat Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
PAYUNG – Ratusan umat muslim memadati halaman Pesantren Riyadhul Huda, Desa Sengir, Kabupaten Bangka Selatan, Senin (7/2). Mereka terpukau dengan tausiyah Dai kondang, Das'ad Latif yang dihadirkan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman dalam rangka merayakan milad yang pertama di pesantren tersebut.
Jika selama ini jemaah hanya menyaksikan di layar kaca ataupun di media sosial, kehadiran Ustaz Das’ad Latif tak ingin dilewati begitu saja, sorotan kamera HP dari jemaah pun langsung mengiringi penceramah asal Makassar, Sulawesi Selatan itu.
Meski para jemaah yang didominasi para ibu-ibu berbondong-bondong menghadiri acara tablig akbar tersebut, panitia sudah mengantisipasinya dengan tetap memastikan protokol kesehatan berjalan baik, dengan pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan sebelum memasuki lokasi acara dan penggunaan masker selama acara berlangsung.
Gubernur Erzaldi dalam sambutannya terus mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara baik dan benar, terutama penggunaan masker di ruang publik, karena wabah Covid-19 belum berakhir.
"Ibu-ibu, maskernya jangan hanya digantung, tapi dipakai. Nanti selesai acara ini, ketika sampai dirumah langsung mandi," pesannya.
Tak ingin memperpanjang waktu sambutannya, orang nomor satu di Babel itu pun mengajak seluruh jemaah untuk mendengarkan dengan seksama tausiyah dari Ustaz Das’ad Latif.
Mengenakan pakaian gamis berwarna putih, Ustaz Das’ad Latif mengisi tausiyahnya dengan ringan, humoris, dan santai. Bahkan membuat Gubernur Erzaldi tak mampu menahan tawa ketika mendengar ceramahnya.
Ia menyoroti akan pentingnya berselawat di samping ibadah lainnya, karena kita sebagai hamba Allah Swt, sangat membutuhkan syafaat dari-Nya. Maka membuka tausiyahnya, Das'ad Latif mengajak jemaah untuk berselawat bersama. Ajakan itu direspons baik jemaah.
"Ayo kita selawat bersama, kita dengar mana yang lebih besar suaranya ibu-ibu atau bapak-bapak," ajaknya.
Dalam tausiyahnya, ia menceritakan kisah salah satu sahabat Rasulullah Saw yang bernama Salman Al Farisi, yang mana berasal dari keluarga miskin, dan diceritakan bahwa sang Ibu sangat ingin beribadah haji.
Dengan kondisi serba kekurangan, tak menghentikan Salman memenuhi cita-cita sang ibu. Akhirnya, Salman memutuskan untuk mengantar ibunya naik haji dengan cara menggendongnya dari tempat tinggalnya yang jauh menuju Mekkah. Hal itu hingga membuat Nabi Muhammad SAW meneteskan air matanya.
Dari kisah tersebut, ia mengatakan bahwa setiap anak wajib menghormati dan menyanyangi orang tuanya. ketika seorang anak tidak berbakti dan taat terhadap orang tuanya, maka dia akan semakin diajuhkan dari pintu surga. Bahkan untuk mencium harumnya surga pun tidak akan Allah izinkan.
"Biar hitam jidatmu karena sering salat, selalu beribadah puasa Senin Kamis, tahajud tiap malam, hingga membangun masjid, namun jika kau keluarkan air mata ibumu, maka baunya surga kau tidak dapat. Muliakan ibumu, jangan membuat mereka menangis," ungkapnya.
Sejatinya, untuk menghasilkan anak yang saleh dan salehah dan menyayangi orang tua diperlukan pendidikan anak yang Islami. Maka menutup ceramahnya, ia mengajak para orang tua untuk memasukkan anak-anaknya di pondok pesantren.
"Selain anakmu masuk pesantren untuk mendapatkan pendidikan agama, uang yang kau bayar untuk pesantren, itu merupakan tabungan akhiratmu," tutupnya.
Tablig akbar yang berlangsung sekitar satu jam berlangsung lancar. Menutup acara, Gubernur Erzaldi menyerahkan santunan untuk masyarakat tidak mampu dan anak yatim, serta penyerahan kopiah resam karya masyarakat Desa Sengir kepada Ustaz Das’ad Latif.